Nanda Mei Sholihah, Kilat Emas dari Jawa Timur di Peparnas XVII Solo
Laporan: N Indrawati
Editor: Tedy M
SURAKARTA | SUARAGLOBAL.COM — Sorak sorai bergema di Stadion Sriwedari, Solo, saat Nanda Mei Sholihah, atlet difabel asal Jawa Timur, melesat bak kilat dan meraih medali emas pertama bagi provinsinya dalam ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII 2024. Dalam kategori lari 100 meter T47 putri, Nanda mencatatkan waktu 13.57 detik, sebuah torehan prestasi yang mengukuhkan namanya sebagai salah satu atlet difabel tercepat di Indonesia, (07/10/24).
Di hadapan ribuan penonton yang memenuhi tribun stadion, Nanda menunjukkan performa yang luar biasa, memadukan kecepatan, teknik, dan kekuatan mental untuk memenangkan lomba. Sorakan meriah para suporter tak henti-hentinya menggema, memberikan tambahan semangat bagi Nanda untuk melintasi garis finish dengan kemenangan mutlak.
“Momen ini sangat berarti bagi saya dan seluruh masyarakat Jawa Timur,” ujar Nanda sesaat setelah perlombaan. “Saya berlari bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk mengharumkan nama baik provinsi kita.”
Perlombaan yang diikuti oleh atlet-atlet terbaik dari seluruh Indonesia itu berlangsung dalam suasana tegang. Nanda, yang telah mempersiapkan diri dengan disiplin selama berbulan-bulan, berhasil menjaga ketenangannya di tengah tekanan tinggi. Begitu peluit start dibunyikan, ia segera melesat ke depan, meninggalkan para pesaingnya. Detik-detik terakhir perlombaan terasa begitu mendebarkan ketika Nanda mendekati garis finish. Saat catatan waktu 13.57 detik terpampang di layar, sorakan meriah dan tepuk tangan bergema di seluruh stadion.
Capaian Nanda ini tidak hanya berwujud medali emas, tetapi juga menjadi simbol harapan bagi para atlet difabel di Indonesia, khususnya dari Jawa Timur. Sebagai salah satu atlet unggulan yang telah berulang kali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, Nanda berharap bahwa prestasinya dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berjuang dan berprestasi.
“Saya ingin teman-teman atlet lainnya tahu bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, segalanya mungkin,” tambahnya dengan semangat.
Keberhasilan Nanda tidak terlepas dari dukungan besar yang ia terima dari masyarakat dan pemerintah daerah. Kepala Dinas Olahraga Provinsi Jawa Timur yang hadir langsung di stadion menyatakan rasa bangga atas pencapaian ini. “Kami bangga memiliki atlet seperti Nanda yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga mampu memberikan semangat dan inspirasi bagi orang lain,” ucapnya.
Nanda juga mengucapkan terima kasih kepada tim pelatih, keluarga, dan semua pihak yang terus mendukungnya sepanjang perjalanan menuju Peparnas XVII. Dengan komitmen yang tinggi, ia bertekad untuk terus mengukir prestasi di event-event mendatang, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Bagi Nanda Mei Sholihah, medali emas di Peparnas ini hanyalah awal dari perjalanan panjangnya sebagai atlet difabel. Semangat dan dedikasinya untuk terus mengembangkan diri tidak pernah surut. Ia percaya bahwa kesempatan untuk meraih lebih banyak prestasi masih terbuka lebar, dan ia bertekad untuk terus membawa nama baik Jawa Timur dan Indonesia di kancah olahraga dunia.
Pencapaian Nanda di Solo ini akan dikenang sebagai momen bersejarah yang menandai perjalanan karier seorang atlet difabel luar biasa, yang dengan semangat pantang menyerah, mampu menginspirasi seluruh bangsa. (*)
Tinggalkan Balasan