Tawuran Berdarah di Bloto, Polisi Mojokerto Amankan Dua Geng yang Beradu Tantangan Medsos
Laporan: Ninis Indrawati
MOJOKERTO | SUARAGLOBAL.COM – Polres Mojokerto Kota berhasil mengamankan dua kelompok geng yang terlibat dalam tawuran berdarah di Kelurahan Bloto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Tawuran tersebut diduga dipicu oleh tantangan di media sosial, yang berujung pada bentrok fisik antara geng “All Star Gangster” asal Mojokerto dan “Timur Gangster” dari Jombang.
Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Daniel S. Marunduri S.I.K., M.H., melalui Kasat Reskrim AKP Rudy Zeny, menjelaskan bahwa kedua geng telah sepakat untuk bertemu dan bertarung di sebuah lokasi di Bloto. “Mereka ini sudah saling menantang lewat media sosial, dan memilih Bloto sebagai tempat bertarung,” ungkap Rudy.
Menurut keterangan polisi, geng Timur Gangster datang ke lokasi dengan enam orang anggota, membawa senjata tajam berupa dua clurit panjang dan satu clurit sedang. Sementara itu, geng All Star yang datang lebih banyak, berjumlah sekitar 20 orang, dilengkapi dengan berbagai senjata seperti clurit, pedang, besi beton, molotov, serta kayu balok dan bambu.
Saat kedua kelompok bertemu, geng All Star langsung melakukan serangan terhadap anggota Timur Gangster, yang berusaha melawan namun kewalahan karena jumlah mereka lebih sedikit. Tiga anggota Timur Gangster, yakni AH (asal Megaluh), GY (asal Gudo), dan ME (asal Ngoro) mengalami luka bacok serius dan harus melarikan diri meninggalkan sepeda motor dan telepon genggam mereka di lokasi kejadian.
“Anggota Timur Gangster yang terluka sempat kabur, namun sepeda motor dan handphone mereka sempat hendak dijual oleh anggota All Star. Untungnya, polisi cepat bertindak,” ujar Rudy.
Polisi berhasil menangkap tiga anggota geng All Star, yaitu WR alias Gembot, CG alias Truss, dan seorang buron berinisial NG yang kini dalam pengejaran. Barang bukti berupa tujuh unit telepon genggam, dua sepeda motor, dua clurit, satu pedang, besi beton, serta dua botol molotov juga telah disita.
Kejadian ini tidak hanya memperlihatkan potensi bahaya geng yang semakin marak, tetapi juga menunjukkan bagaimana media sosial dapat memicu tindakan kekerasan. Polres Mojokerto Kota menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan melaporkan aktivitas mencurigakan yang dapat mengganggu ketertiban umum.
“Ini jadi peringatan bagi kita semua. Tantangan di media sosial yang dianggap main-main, nyatanya bisa berujung pada kejadian tragis seperti ini,” tutup AKP Rudy Zeny.
Saat ini, para pelaku sedang menjalani proses hukum lebih lanjut di Polres Mojokerto Kota, sementara korban yang terluka dirawat di rumah sakit setempat. (*)
Tinggalkan Balasan