Dinkes Jatim Gagas Lomba Inovasi Pesantren Sehat: Ponpes Al Amanah Sidoarjo Raih Juara Pertama
Laporan: Iswahyudi Artya
SURABAYA | SUARAGLOBAL.COM — Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) menggelar Lomba Implementasi Pesantren Sehat (IKI PESAT) sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat di lingkungan pesantren. Inisiatif ini bertujuan untuk mengajak pesantren di Jawa Timur berkompetisi dalam menciptakan inovasi program kesehatan yang berkelanjutan, guna menciptakan lingkungan belajar yang bersih dan sehat bagi para santri, (05/11/24).
Lomba ini berhasil menarik minat puluhan pesantren dari berbagai daerah di Jawa Timur, yang kemudian disaring menjadi 10 nominasi. Dalam pengumuman yang disampaikan pada Selasa, 5 November 2024, Ponpes Al Amanah dari Kabupaten Sidoarjo keluar sebagai juara pertama, disusul oleh Ponpes Darun Najah dari Kabupaten Lumajang di posisi kedua, serta Ponpes LDII Wali Barokah dari Kota Kediri yang meraih juara ketiga.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Prof. Dr. Erwin Astha Triyono, menyampaikan bahwa lomba ini adalah bentuk nyata komitmen Dinkes Jatim dalam mempromosikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di lingkungan pesantren. “Kami ingin meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan di pesantren, serta mendorong mereka untuk menerapkan pola hidup sehat sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari,” ujar Prof. Erwin.
Menurut Prof. Erwin, masalah kesehatan seperti penyakit kulit, anemia, dan kebiasaan merokok masih banyak ditemui di kalangan santri. Oleh sebab itu, pihaknya merasa penting untuk memberikan edukasi sekaligus dorongan melalui lomba ini, agar pesantren dapat berperan aktif dalam membangun budaya hidup sehat di lingkungannya.
Penilaian lomba dilakukan secara bertahap, dimulai dari seleksi administratif hingga tahap penilaian lapangan. Aspek yang dinilai mencakup inovasi, pelaksanaan program kesehatan, serta dampak program terhadap kehidupan santri di pesantren. Dinkes Jatim bekerja sama dengan beberapa instansi terkait, seperti Biro Kesejahteraan Rakyat dan Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, guna memastikan transparansi dan akuntabilitas proses penilaian.
Program-program kesehatan yang dijalankan oleh peserta lomba beragam, meliputi pemeriksaan kesehatan rutin, penyediaan menu gizi seimbang, kampanye anti-stunting, dan pencegahan penularan penyakit tuberkulosis (TBC). Selain itu, pesantren juga didorong untuk menjaga kebersihan lingkungan asrama dan fasilitas umum lainnya.
Ponpes Al Amanah, yang berhasil meraih juara pertama, dinilai memiliki program inovatif dalam pengelolaan kesehatan lingkungan. Pesantren ini berhasil membangun sistem kebersihan dan kesehatan yang efektif melalui pelatihan sanitasi kepada santri, pemantauan kebersihan secara berkala, dan pengadaan fasilitas cuci tangan di berbagai titik. Program ini tidak hanya meningkatkan kebersihan lingkungan, tetapi juga menanamkan kebiasaan sehat bagi santri.
Sementara itu, Ponpes Darun Najah dan Ponpes LDII Wali Barokah juga memberikan kontribusi positif dengan mengembangkan program gizi dan pencegahan penyakit yang tak kalah menarik. Keduanya juga menunjukkan hasil yang baik dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan di kalangan santri.
Dinkes Jatim berharap, melalui lomba ini, pesantren di Jawa Timur dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya dalam menerapkan program kesehatan yang berkelanjutan. “Kami berharap keberhasilan para pemenang ini dapat menjadi pemacu bagi pesantren lain untuk ikut serta dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat,” tambah Prof. Erwin.
Lebih jauh, Dinkes Jatim juga berencana memperluas kerja sama dengan pesantren dan instansi kesehatan dalam mengembangkan program-program kesehatan lanjutan. Dengan demikian, diharapkan lingkungan pesantren dapat menjadi tempat yang mendukung pertumbuhan santri yang sehat, cerdas, dan berkarakter kuat.
Lomba Implementasi Pesantren Sehat ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan di lingkungan pesantren sekaligus menciptakan generasi santri yang peduli terhadap kesehatan. Melalui kolaborasi dan komitmen yang kuat, pesantren diharapkan mampu berkontribusi dalam pembangunan kesehatan masyarakat Jawa Timur secara berkelanjutan. (*)
Tinggalkan Balasan