Jumat Berkah di Pace: Polisi Sapa Warga Lewat Sajian Nasi Bungkus di Depan Mapolsek

Laporan: Ninis Indrawati

NGANJUK | SUARAGLOBAL.COM – Suasana penuh kehangatan tampak menyelimuti halaman Mapolsek Pace pada Jumat (14/11/2025). Sejak pagi, puluhan paket nasi bungkus tertata rapi di sebuah etalase sederhana yang ditempatkan di depan kantor polisi. Siapa saja yang melintas dipersilakan mengambilnya secara gratis sebagai bagian dari kegiatan sosial bertajuk Jumat Berkah.

Inisiatif berbagi yang digagas Polsek Pace ini bertujuan mempererat hubungan kepolisian dengan masyarakat, sekaligus menghadirkan kepedulian nyata di tengah kebutuhan warga. Tanpa seremoni, warga yang melintas langsung dapat mengambil makanan yang tersedia tanpa syarat apa pun.

Kapolres Nganjuk, AKBP Henri Noveri Santoso, S.H., S.I.K., M.M., memberikan apresiasi atas upaya yang dilakukan jajarannya tersebut. Menurutnya, kegiatan berbagi seperti ini merupakan wujud nyata kehadiran polisi yang humanis dan dekat dengan masyarakat.

“Program ini menjadi sarana bagi kepolisian dan masyarakat untuk saling menguatkan. Kami berharap kegiatan berbagi seperti ini dapat berlangsung secara rutin dan memberikan manfaat yang luas,” ujarnya.

Hanya dalam waktu singkat, seluruh paket nasi bungkus yang disiapkan habis diambil warga. Antusiasme itu mencerminkan tingginya kebutuhan sekaligus respons positif masyarakat terhadap kegiatan sosial semacam ini.

Kapolsek Pace, AKP Pujo Santoso, S.H., menegaskan bahwa gerakan Jumat Berkah bersifat terbuka dan dapat diikuti siapa saja. Ia mengajak warga, komunitas, maupun pihak dermawan untuk ikut berkontribusi mengisi etalase dengan makanan layak konsumsi atau minuman kemasan.

“Kami membuka ruang bagi masyarakat, komunitas, maupun pihak lain untuk ikut berbagi. Semoga kegiatan ini dapat terus berjalan dan menjadi penopang bagi warga yang membutuhkan,” tuturnya.

Dengan dukungan bersama antara kepolisian dan masyarakat, kegiatan Jumat Berkah diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk menumbuhkan lingkungan yang lebih peduli, hangat, dan humanis. Program seperti ini tidak hanya memperkuat hubungan emosional antara aparat dan warga, tetapi juga menghidupkan kembali nilai gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. (*)