SMP Stella Matutina Salatiga Gelar Pelatihan Perlindungan Anak: Wujudkan Sekolah Ramah Anak
Laporan: W Widodo
SALATIGA | SUARAGLOBAL.COM – Dalam upaya memperkuat perlindungan anak di lingkungan pendidikan, SMP Stella Matutina Salatiga mengadakan pelatihan khusus mengenai perlindungan anak yang melibatkan 22 peserta, terdiri dari kepala sekolah, guru, karyawan, serta komite sekolah. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), yang dipimpin oleh Yayasan Sekretariat Anak Merdeka Indonesia (Samin), Yogyakarta, pada 19 Oktober 2024 di Aula SMP Stella Matutina.
Pelatihan yang berlangsung selama sehari penuh ini difasilitasi oleh Ambar Tri Anggoro dari Yayasan Samin, salah satu inisiator lahirnya Undang-Undang Perlindungan Anak di Indonesia. Ambar menyampaikan pentingnya perlindungan anak yang didasarkan pada Konvensi Hak Anak yang diratifikasi Indonesia pada 1990, serta Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2022. Selain itu, Ambar juga menekankan pentingnya penerapan peraturan seperti Pemendikbud No. 46 yang mengatur pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah.
“Anak usia 0 sampai 18 tahun memiliki tingkat kerentanan tertinggi, maka kita sebagai orang dewasa berkewajiban melindungi mereka dari kekerasan, terutama di lingkungan pendidikan,” ujar Ambar. Ia menambahkan bahwa 90% perlindungan anak bergantung pada upaya pencegahan. “Sekolah perlu melaksanakan kebijakan Satuan Pendidikan Ramah Anak yang indikatornya sudah disiapkan oleh pemerintah. Sekarang tinggal konsistensi dan kualitas pelaksanaannya,” jelasnya.
Melalui pelatihan ini, SMP Stella Matutina diharapkan dapat mengidentifikasi indikator-indikator Sekolah Ramah Anak dan membuat rencana aksi untuk melaksanakannya. Kepala Sekolah SMP Stella Matutina, Suster Agnesita OSF, mengungkapkan komitmennya untuk menindaklanjuti pelatihan ini. “Setelah forum ini, kami akan menyusun rencana aksi agar dapat memenuhi indikator Sekolah Ramah Anak,” katanya. Ia juga mengajak semua elemen sekolah, termasuk orang tua, untuk bekerja sama dalam mewujudkan sekolah yang ramah anak.
Salah satu peserta pelatihan, Theresia Erma, yang juga Ketua TPPK dan guru Bimbingan Konseling di sekolah tersebut, mengapresiasi kegiatan ini. “Cita-cita kami untuk menjadikan SMP Stella Matutina sebagai sekolah ramah anak semakin dekat, sehingga siswa semakin nyaman dan senang belajar di sini,” ujar Erma.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendukung upaya Salatiga untuk meningkatkan statusnya sebagai Kota Layak Anak dari level madya ke level nindya, dengan memperhatikan pentingnya peran sekolah dalam mencegah kekerasan terhadap anak. Berdasarkan data dari Simfoni, pada tahun ini terdapat enam kasus kekerasan anak yang dilaporkan di Salatiga, yang menuntut adanya perhatian lebih dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. (*)
Tinggalkan Balasan